Advertisement

Responsive Advertisement

Apa itu AQ??



Jika selama kita hanya familiar dengan kemampuan seseorang dibidang IQ (Intelegence Quotient), EQ (Emotional Quotient), dan SQ (Spiritual Quotient) ada satu lagi kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang tidak kalah penting dengan 3 hal tersebut diatas yakni kemampuan dibidang AQ (Adversity Quotient). Menurut Paul G.Stoltz, kecerdasan AQ (Adversity Quotient) adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami. Sudah sunnatullah dalam hidup ada suka duka, sukses gagal, kaya miskin, dan lain sebagainya. Kebanyakan bagi mereka yang mampu bertahan dalam kondisi sesulit apapun bahkan terpacu untuk lebih sukses dengan semua ujian hidup yang dia hadapi. Bahkan dari dalam kandunganpun kita sebagai umat manusia sudah ditempa untuk menjadi pejuang dengan mengalahkan jutaan sperma yang akan menjadi cikal bakal manusia kelak yang akan terlahir didunia. Sang pemenanglah yang akan bisa menikmati indahnya sukses, manisnya sebuah keberhasilan dan kejayaan. Melihat kenyataan yang berkembang pada peradaban manusia sekarang ditengah persaingan hidup yang semakin ketat, tuntutan hidup yang semakin tinggi, pengaruh gaya hidup yang konsumtif, membuat setiap individu harus berjuang keras agar bisa menikmati hidup sesuai dengan perkembangan zaman. Ketika harapan untuk hidup layak berbanding lurus dengan usaha maksimal yang dilakukan maka tidak akan terjadi permasalahan untuk meraih sukses, namun sebaliknya keinginan untuk sukses tidak diimbangi kerja keras untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik maka disinilah terjadi ketimpangan yang mengakibatkan gagalnya seseorang. Sepanjang perjuangan hidup inilah modal AQ dibutuhkan bagaimana kita bisa tetap bertahan dengan segala ujian kehidupan sesuai tingkatan yang kita hadapi. Jika dibawa pada anak-anak yang masih mengenyam pendidikan diberbagai tingkatan mulai pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, agaknya ini termasuk cukup mengkhawatirkan. Rendahnya kemampuan dibidang AQ banyak hal diluar dugaan bisa terjadi karena kegagalan meraih target yang diinginkan. Misalnya terjadi bunuh diri hanya karena diputuskan pacar, tawuran antar pelajar karena tidak mampu menunjukkan kelebihan dibidang yang positif, penggunaan media sosial yang melanggar norma, dan banyak hal yang lain yang diluar kendali dan diluar kewajaran dilakukan hanya demi memuaskan hasrat balas dendam atau wujud kekecewaan dengan kondisi hidup yang dihadapi. Sebagai seorang pendidik agaknya memiliki posisi yang sangat strategis untuk menanamkan kepada peserta akan pentingnya kemampuan dibidang AQ ini sebagai modal hidup dimasa datang. Disetiap kesempatan bahkan dalam setiap pertemuan tatap muka dikelas maupun luar kelas seorang pendidik menanamkan konsep hidup yang memfokuskan pada perjuangan individu dan kemampuan bertahan dalam kesulitan hidup terutama dalam belajar menimba ilmu sampai meraih jenjang karir yang dicita-citakan. Dengan fasilitas sumber informasi yang serba lengkap akhir-akhir ini diharapkan peserta didik agar tidak terlena dengan segala kemudahan tersebut. Misalnya fasilitas Handphone, Akses internet tanpa batas, TV, Surat kabar, Majalah dan lain-lainnya diharapkan semakin meningkat optimisme untuk peluang hidup lebih sukses dimasa mendatang. Bukan sebaliknya adanya kelengkapan sarana membuat jiwa-jiwa malas karena menginginkan semua keberhasilan didapat dengan serba instan. Hal ini bisa tercermin dari tindakan peserta didik yang cendrung suka mengcopy paste tugas karena malas berpikir, malas berkreasi sendiri, menjiplak karya orang lain karena hanya menginginkan keberhasilan yang tanpa perjuangan yang berarti. Trend media elektronik yang membantu peserta didik dalam belajar jangan sampai berimbas tidak baik pada semangat hidup dengan modal perjuangan, misalnya komputer, kalkulator membuat perhitungan semakin mudah sehingga malas mempelajari teknik berhitung dan menulis secara konvensional. Adakalanya teknik konvensional masih sangat dibutuhkan bahkan mendukung kecanggihan penggunaan teknologi yang dewasa ini perlahan-lahan menggantikan peran manusia diberbagai aktifitas. Kegagalan yang diakibatkan oleh harapan yang terlalu tinggi pada kemampuan diluar peserta didik ini juga akan menjadi bumerang tatkala teknologi andalannya tidak bisa berbuat maksimal pada saat yang dibutuhkan. Namun jika peserta sudah ditanamkan dengan skill kemampuan untuk bertahan dan berjuang dalam hidup dalam diri tidak mengandalkan potensi diluar semata untuk meraih sukses maka akan terciptalah generasi tangguh yang tidak akan mampu bertahan dalam kondisi sesulit apapun.
Sebagai orang tua dirumah juga bisa menanamkan sejak dini kemampuan untuk menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup, dari hal terkecil seperti mengajarkan anak untuk mandiri. Membiasakan anak melakukan aktifitas sesuai dengan tingkat perkembangan usianya adalah salah satu bentuk penanaman nilai AQ ini. Biasakan anak menyelesaikan masalahnya sendiri mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit, berikan pertolongan jika anak sudah tidak mampu lagi atau benar-benar membutuhkan bimbingan. Tidak masalah ada sedikit menangis, kecewa, telat, kotor, telat, ketidak teraturan, tahan diri untuk selalu membantu. Ajari anak untuk menangani frustasi yang dihadapinya. Tahan diri untuk tidak selalu memberikan bantuan pada anak dan tidak sabar dengan capaian aktifitas yang dilakukannya. Apa jadinya nanti ketiadaan orang tua atau orang yang selalu diandalkan dalam hidup sang anak tidak bisa lagi mendampinginya, akankah kita akan mnyertainya disetiap langkah hidup anak kita. Oleh karena itu melalui kepercayaan kita pada anak tidak mengintervensi setiap tindakan yang akan dilakukannya akan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan jiwanya menjadi manusia yang tegar dalam menjalani hidup ini yang penuh tantangan dan membutuhkan jiwa tahan banting tidak mudah menyerah. Ketidakmampuan dalam menghadapi hambatan dan kesulitan hidup ini ini akan sangat merugikan bagi siapa saja apalagi bagi mereka yang masih dalam tahap pencarian masa depan

Posting Komentar

1 Komentar